Ketika Gus Miek Menyuruh Santri Makan Daging Babi

KH. Hamim Tohari Djazuli (Gus Miek). Junaba.co . Ist


Alkisah! 

Seorang santri senior diajak masuk ke sebuah restoran China dan dipesankan babi guling bakar oleh Gus Miek, KH. Hamim Dzajuli. 


Setelah makanan tersaji, Gus Miek berkata, "Ayo dimakan!"


Santri senior yang dari tadi sebenarnya sudah kebingungan, kini semakin bingung bagaimana menjawabnya.


Mau dimakan, itu daging babi. Tidak dimakan, yang memerintahkan itu Gus Miek. Seorang Kiai yang ia yakini sebagai Wali.


Terbayang olehnya banyak kisah yang pernah ia dengar, bahwa setiap kali Gus Miek minum bir, maka sebelum menyentuh bibir, bir itu berubah menjadi air putih dan lain-lain.


Dengan harap-harap cemas, ia pun memutuskan untuk memakan daging babi tersebut. Siapa tahu di mulutnya nanti, daging babi ini akan berubah jadi daging kambing.


Sebelum daging babi itu masuk ke mulutnya, tiba-tiba sebuah tamparan keras mendarat di pipinya.


Gus Miek dengan wajah marah berkata, "Mondok berapa tahun, kok tidak tahu daging babi itu haram!"


"Tapi Gus ...?"


"Tapi apa?" Sahut Gus Miek. "Siapa yang mengharamkan babi?"


"Allah." jawab santri senior sambil meringis kesakitan.


"Siapa yang perintahkan kamu makan babi?"


"Gus Miek." jawabnya sambil menundukkan kepala.


"Siapa yang harus kamu dahulukan?"


Santri senior itu diam seribu bahasa, merenungkan pertanyaan kyainya.


Demikianlah, Gus Miek mengingatkan, "Bila untuk pribadi, terapkan hukum syariat supaya kamu berhati-hati. Bila menilai orang lain gunakanlah hakikat, agar kamu berprasangka baik."

No comments

'; (function() { var dsq = document.createElement('script'); dsq.type = 'text/javascript'; dsq.async = true; dsq.src = '//' + disqus_shortname + '.disqus.com/embed.js'; (document.getElementsByTagName('head')[0] || document.getElementsByTagName('body')[0]).appendChild(dsq); })();
Powered by Blogger.