Jadi Lulusan Terbaik, Ini Cerita Kader PMII Way Kanan Lampung
Widodo Cipto bersama Ibu dan salah satu anggota keluarga. (Foto.Istimewa) |
Way Kanan, Gemilang Total - Salah satu kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Way Kanan, Lampung, Widodo Cipto, terpilih sebagai lulusan terbaik wisudawan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Ma'arif Way Kanan periode 2020/2021.
Mahasiswa Jurusan Syariah, Program Studi Hukum Keluarga atau Ahwal Al-Syakhsiyah tersebut lulus dengan IPK 3,70. Widodo sempat tidak menyangka ketika namanya disebut sebagai penyandang predikat cumlaude, melihat banyak teman yang hebat dan juga berprestasi.
Pemuda kelahiran Negeri Batin, Way Kanan, 11 Februari 1999 itu mengungkapkan, banyak tantangan dan hambatan yang dihadapi di bangku perkuliahan.
Selain dirinya berasal dari keluarga menengah ke bawah, ia pun harus berjuang melawan keterbatasan-keterbatasan yang ada.
Sejak lulus SMA, Widodo sudah diajarkan untuk hidup mandiri. Bahkan ketika memasuki dunia perkuliahan, waktu ia bagi dengan mengajar ekstrakurikuler Pramuka di SD dan SMP dekat rumahnya.
Tak hanya itu, untuk membiayai kuliahnya selama empat tahun terakhir, ia pun tidak keberatan menjadi petugas kebersihan di salah satu kantor pemerintah daerah.
"Saya menyadari, saya berasal dari keluarga sederhana. Oleh sebab itu saya bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik agar dapat mengangkat derajat keluarga," kata Widodo, Jum'at (25/6).
Terkadang ada momen, ujarnya melanjutkan, di mana kita merasa minder dan malu dengan kawan sebaya, namun saya berprinsip selagi hal tersebut halal dan tidak merugikan orang lain, mengapa tidak!
Satu hal yang selalu ia ingat sebagai amanah dari ayahanda sebelum wafat. Ketika itu, ayahnya berpesan bahwasanya pendidikan merupakan segalanya dan sangat berguna bagi sesama.
"Alhamdulillah, tentu hal ini menjadi salah satu kado terindah bagi orang tua saya. Karena satu langkah telah selesai dilalui," ujarnya.
Perjuangannya tak henti sampai di situ. Suatu ketika ia pernah menangis dan sempat ingin mengundurkan diri, sebab ketika sedang melaksanakan KKN ia jatuh sakit dan pada saat itu pula pembayaran uang semester sudah mencapai batas waktu.
"Pada saat itu memang lagi tidak ada uang, saya juga tidak ingin membebani keluarga. Namun, berkat semangat dan dukungan dari ibu serta keluarga, saya pun tetap berjuang sampai saat ini," tutur Alumni SMAN 1 Blambangan Umpu, Way Kanan.
Adapun penelitian skripsinya yang berjudul "Analisis Hukum Islam terhadap Perkawinan Semanda dalam Masyarakat Lampung Pepadun, Studi Kasus Kampung Negeri Batin, Kecamatan Umpu Semenguk, Kabupaten Way Kanan" tersebut mengupas tentang perkawinan yang menarik garis keturunan dari sang ibu.
Dalam melakukan riset, Widodo mengungkapkan, sedikitnya jurnal dan buku yang tersedia di kampus maupun secara online menjadi hambatan bagi dirinya. Namun hal tersebut ia siasati dengan memperbanyak narasumber dari tokoh adat maupun agama setempat.
Widodo mengungkapkan, tidak ada tips khusus yang ia lakukan dalam meraih impian di kampus tercinta.
Ia menyadari jika dirinya bukan orang yang pintar dan beruntung. Dari kelemahan yang dimiliki, ia belajar untuk lebih gigih dalam menghadiri perkuliahan, juga aktif dalam berdiskusi.
Yang paling utama baginya ialah menghormati para dosen dan tidak sungkan untuk bertanya. Serta tidak lupa untuk selalu berdoa kepada sang Maha Pencipta.
"Salah satu dosen saya pernah berkata; sukses itu relatif. Kita lahir ke dunia saja sudah sukses. Dan kita kuliah saja merupakan sebuah kesuksesan, karena tidak semua orang bisa kuliah," tegasnya.
Bagi Widodo, kuliah sembari aktif berorganisasi bukan suatu hal yang mudah. Namun hal itu banyak membentuk dirinya menjadi pribadi yang lebih gigih dan lebih kuat menghadapi permasalahan.
Pewarta: Disisi Saidi Fatah
--------------------------------------------------------------------------------
Note : Bagi saudara-saudari yang ingin tulisannya dipublikasikan pada "Gemilang Total", bisa dikirim ke redaksi di pecandusastra96@gmail.com . Dengan syarat warta; memenuhi komponen 5 w + 1 h. Untuk Opini, Essai, Puisi, Cerpen, dan lainnya syarat utama harus karya orisinil (bukan plagiat).
Leave a Comment