Benarkah “Ziarah Kubur” Musyrik, Sesat?
Seperti apa yang sering di katakan Wahhabi, takfiri dan kelompok-kelompok lain yang begitu sangat membenci Amaliyah Nahdlatul Ulama,
بِسْـــــــــــــــمِ اللّٰه الرَّحْمَنِ الرَّحِيـــمِ
اَلسَلامُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ اَللهِ وَبَرَكاتُهُ
JAWABAN HABIB UMAR BIN HAFIDZ TERHADAP ORANG YANG ANTI ZIARAH KUBUR
Ada seorang yg berpaham "Anti Ziarah Kubur" bertanya kepada Al-Habib Umar bin Hafidz, menanyakan, - “Kenapa ziarah maqam Awliya (Para Wali Allah) ? sedangkan mereka tiada memberi kuasa apa2 dan tempat meminta hanya pada Allah…!!!”
Al-Habib Umar bin Hafidz lantas menjawab: “Benar wahai saudaraku, aku juga sama pegangan dgnmu bahwa mereka tiada mempunyai kekuasaan apa2. Tetapi sedikit perbedaan aku dgn dirimu, karena aku lebih senang menziarahi mereka karena bagiku mereka tetap hidup dalam membangkitkan jiwa yg mati ini kepada cinta Tuhan.
TAPI AKU JUGA HERAN, KENAPA ENGKAU TIADA MELARANG AKU MENZIARAHI AHLI DUNIA, MEREKA JUGA TIADA KUASA APA2. MALAH MEMATIKAN HATI. YANG HIDUPNYA MEREKA BAGIKU SEPERTI MAYAT YG BERJALAN. KEDIAMAN MEREKA ADALAH PUSARA YG TIADA MEMBANGKITKAN JIWA PADA CINTA TUHAN. KEMATIAN DAN KEHIDUPAN DI SISI ALLAH ADALAH JIWA. BANYAK MEREKA YG DILIHAT HIDUP TAPI SEBENARNYA MATI, BANYAK MEREKA YG DILIHAT MATI TAPI SEBENARNYA HIDUP, BANYAK YG MENZIARAHI PUSARA TERDIRI DARI ORANG YG MATI SEDANGKAN DALAM PUSARA ITULAH ORANG YG HIDUP.
“Aku lebih senang menziarahi maqam kekasih Allah dan para syuhada walaupun hanya pusara, tetapi ia mengingatkan aku akan kematian, kerena ia mengingatkan aku bahwa hidup adalah perjuangan, karena aku dapat melihat jiwa mereka ada kuasa cinta yg hebat sehingga mereka dicintai oleh Tuhannya lantaran kebenarannya cinta. Wahai saudaraku, aku ziarah maqam Awliya, karena pada maqam mereka ada cinta, lantaran Cinta Allah pada mereka seluruh tempat persemadian mereka dicintai Allah. Cinta tiada mengalami kematian, ia tetap hidup dan terus hidup dan akan melimpah kepada para pencintanya”
“ Aku berziarah karena sebuah cinta mengambil semangat mereka agar aku dapat mengikut mereka dalam mujahadahku mengangkat tangan di sisi maqam mereka bukan meminta kuasa dari mereka, akan tapi memohon kepada Allah agar aku juga dicintai Allah, sebagaimana mereka dicintai Allah.”
(Al-habib Umar bin Hafidz)
Leave a Comment