Cerita Kader IPNU Ikut Kompetisi di Tengah Pandemi

Bayu Aji Setiawan (tengah) bersama tim saat mempresentasikan makalah pada Debat Konstitusi. (Foto Dokumentasi Tim Lomba UIN RIL) 


Bandar Lampung, Gemilang Total - Berlaga di tengah pandemi, tentu bukan suatu hal yang mudah. Selain harus menjaga kesehatan dan keselamatan, juga kurangnya ruang gerak guna mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan. 


Demikian ungkap Bayu Aji Setiawan, Wakil Ketua Tiga Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL), kepada NU Online, Jum'at (11/6).

Mahasiswa Hukum Tata Negara itu berkesempatan mewakili kampusnya dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) ke II Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Sumatera pada bidang Debat Konstitusi yang dilaksanakan di Padang, Sumatera Barat, 8 Juni lalu. 

Bayu mengungkapkan, banyak tantangan yang ia dan tim hadapi sejak mempersiapkan diri untuk berkompetisi. 

"Dalam penyusunan makalah tentu kita harus memahami permasalahan di dalamnya hingga pada akar. Ada kesulitan, sebab beberapa jurnal ada yang kurang penuh dalam penelitian, " ungkapnya. 

Namun demikian usahanya bersama tim; Chelsea Gabriella Szhasfa, Sintami Agustian membuahkan hasil, kendati harus puas dengan posisi Juara Harapan III. 

Bayu pun menceritakan perjalanan yang luar biasa ia dapatkan, sejak dua bulan sebelum bertanding mereka mempersiapkan segalanya; dari bedah jurnal, mempersiapkan dan menyusun makalah yang akan dipresentasikan. 

"Sejak April lalu, kita mulai menganalisa jurnal-jurnal serta sumber lain sebagai bahan rujukan," bebernya. 

Adapun sumber jurnal yang dikaji, merupakan jurnal dari Scopus, Sinta, dan Google Scholer. Ditemani oleh Pak Abdul Qodir Zaelani selaku Dosen Pembimbing yang juga Sekretaris Jurusan Prodi Hukum Tata Negara. 

Mosi debat yang dipresentasikan diantaranya; hukuman mati terpidana kasus korupsi, pencabutan undang-undang ITE, pemberian status kewarganegaraan terhadap WNI eks-ISIS, parliamentary threshold, pembubaran ormas keagamaan, serta pengakuan terhadap agama lokal atau aliran kepercayaan. 

"Banyak hal yang kita lalui, salah satunya ialah Rapid Antigen. Tentu hal ini menjadi perhatian, sebab jika reaktif maka secara kita akan gugur sebelum bertanding," ujar Wakil Ketua PC IPNU Lampung Utara itu pula. 

Selain itu pula, rasa grogi yang bercampur aduk menyelimuti saat bertanding. Ia juga mengakui peserta lomba sangat luar biasa. 

Namun, berkat bimbingan dan support dari Dosen Pembimbing dan kekompakan tim, mereka pun dapat menepis rasa cemas tersebut dan meraih prestasi. 




--------------------------------------------------------------------------------

Note : Bagi saudara-saudari yang ingin tulisannya dipublikasikan pada "Gemilang Total", bisa dikirim ke redaksi di pecandusastra96@gmail.com . Dengan syarat warta; memenuhi komponen 5 w + 1 h. Untuk Opini, Essai, Puisi, Cerpen, dan lainnya syarat utama harus karya orisinil (bukan plagiat). 

No comments

'; (function() { var dsq = document.createElement('script'); dsq.type = 'text/javascript'; dsq.async = true; dsq.src = '//' + disqus_shortname + '.disqus.com/embed.js'; (document.getElementsByTagName('head')[0] || document.getElementsByTagName('body')[0]).appendChild(dsq); })();
Powered by Blogger.